Kemana Kumbangku Pergi?

                       Nasihat Bidara




Senja itu, alam tengah bersedih sebab langit sedang menangis
Lewat awan hitam, tetesnya mulai menimpa bumi
Ditengah tangisan langit, setangkai bunga kecil sendiri disela akar bidara yang kokoh
Bunga kecil terus mengeluh
Tentang segaris cahaya berkilau di angkasa
Tentang tiap tetes yang turun di balik awan hitam
Tentang tiap percikan air yang tak mampu menjangkau kuncupnya

Mengapa rumput liar begitu subur, sedang ia sendiri, menunggu kelopaknya berguguran
Mengapa mawar begitu mempesona, hingga menarik setiap tatapan padanya
Sedang aku, kecil di sela akar bidara yang kokoh, sama sekali tak menarik
Mengapa pipit kecil menari dengan riangnya diantara tetesan hujan
Padahal percikannya menyakiti

Si bunga kecil menatap ke arah langit
Awan-awan kia menghitam, resah mulai meresapi
Kemana kumbangku pergi?
Kenapa tak kunjung menemuiku
Bukankah ia telah berjanji untuk kembali
Ditatapnya dahan bidara yang kokoh, tempat kumbang biasa hinggap
Bidara yang kokoh, kemana kumbangku pergi?
Apa yang telah menariknya hingga membuatku terlalu lama menunggu?
Bunga kecil terus meresahkan si kumbang yang hilang

Bidara berujar,..
Jika tak ada kilauan cahaya diangkasa, maka kau tak akan menatap langit
Jika tak ada tetes air dari awan hitam, maka kita akan menguning perlahan
Juga percikan itu, jika terlalu dekat akan menyakitimu
Kau tau mengapa rumput liar begitu subur?
Sebab tanpanya kau tiada. Sadarkah jika kau berlindung di baliknya?
Kau tak sendiri, aku disini berdiri kokoh melindungimu
Tersenyumlah, nikmati apa yang ada pada alam maka kau tak kan menguning sia-sia
Kau harusnya seperti pipit kecil di genangan air itu, mereka menari diantara tiap tetes bulir dan berkicau di garis cahaya mentari yang kian cerah

Bagaimana dengan kumbangku?

Kumbang?
Bukankah banyak kumbang yang hinggap diantara kelopakmu, lalu mengapa tak kau berikan mereka setetes sarimu?

Sariku hanya untuk kumbangku
Kumbangku yang tak kunjung datang setelah ku izinkan ia pergi

Jika begitu, apa yang kau resahkan?

Kumbangku pergi cukup lama, mengapa ia tak kunjung kembali
Apakah pesona mawar menariknya, atau semerbak melati mengelabuinya

Bunga kecil yang malang, mengapa kau terus resah?
Jika sarimu untuk kumbang itu, maka tunggu saja
Ia sudah cukup lama sejak kepergiannya

Bidara yang kokoh, aku tak berdaya melawan alam

Jika kumbangmu memang tersesat pada pesona mawar, maka berhentilah menunggu
Sarimu sudah cukup matang, kumbang lain terus berdatangan diatara akarku

Bagaimana jika kumbangku kembali saat aku menjelma buah?

Itu salahnya, kau telah cukup lama menanti

Bidara, sungguh
Sariku untuk kumbangku, tapi kemana ia pergi??

Teruslah menanti, hingga kau jenuh
Tak perlu berkeluh kesah sepanjang hari
Kumbangmu sedang tersesat, ia akan tiba pada waktunya

Bagaimana jikalau kumbangku tak kembali?

Coba tatap angkasa, lihat awan hitam itu
Apakah selamanya akan seperti itu?
Ada masanya langit akan cerah
Berhentilah mengeluh, resaplah air yang tak datang setiap saat, dengan begitu kau akan subur
Kumbangmu akan kembali padamu jika dia memang kumbangmu
Jika bukan, maka kumbang yang benar benar milikmu akan datang menghampiri
Berhentilah mengeluh

Bunga kecil menatap tetesan hujan yang berjatuhan di hadapannya
Hujan berganti senja yan kian jingga
Itu artinya hari akan segera berganti, ketika mentari bersinar esok hari

Kumbangku akan segera menghampiri
Jika bukan esok hari, bunga kecil terus menanti
Hingga gugur kelopak terakhir




Jambi, 05 Januari 2018
Mega Puti Khumairo S




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mabruuk Alfa Mabruuk